ANALISIS PENGARUH
KUALITAS PELAYANAN
TERHADAP KEPUASAN
KONSUMEN
MENGGUNAKAN JASA
PENGINAPAN (VILLA)
AGROWISATA KEBUN TEH
PAGILARAN
Pengarang : RATIH HARDIYATI
2010
Latar Belakang Masalah
Pada era globalisasi, produk atau jasa yang bersaing dalam
satu pasar semakin banyak dan beragam akibat keterbukaan pasar. Sehingga
terjadilah persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuan konsumen
serta memberikan kepuasan kepada pelanggan secara maksimal, karena pada
dasarnya tujuan dari suatu bisnis adalah untuk menciptakan rasa puas pada
pelanggan. Salah satu tindakan untuk memuaskan konsumen adalah dengan cara
memberikan pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya. Kenyataan ini bisa
dilihat, bahwa ada beberapa hal yang dapat memberikan kepuasan pelanggan yaitu
nilai total pelanggan yag terdiri dari nilai produk, nilai pelayanan, nilai
personal, nilai image atau citra, dan biaya total pelanggan yang terdiri dari
biaya moneter, biaya waktu, biaya tenaga, dan biaya pikiran (Kotler,
2000:50). Dengan adanya kualitas
pelayanan yang baik di dalam suatu perusahaan, akan menciptakan kepuasan bagi
para konsumennya. Setelah konsumen merasa puas dengan produk atau jasa yang
diterimanya, konsumen akan membandingkan pelayanan yang diberikan. Apabila
konsumen merasa benar-benar puas, mereka akan membeli ulang serta memberi
rekomendasi kepada orang lain untuk membeli di tempat yang sama. Oleh karena
itu perusahaan harus memulai memikirkan pentingnya pelayanan pelanggan secara
lebih matang melaui kualitas pelayanan, karena kini semakin disadari bahwa
pelayanan (kepuasan pelanggan) merupakan aspek vital dalam rangka bertahan
dalam bisnis dan memenangkan persaingan (Tjiptono, 2004:145). Bersamaan dengan
adanya perubahan lingkungan yang terjadi dan adanya perubahan perilaku manusia,
dan aktivitas manusia yang semakin padat setiap harinya, maka semakin mendorong
bertambahnya permintaan akan kebutuhan rekreasi. Apalagi kebisingan dan
terjadinya polusi di kota membuat manusia ingin mencari suasana yang lebih
tenang dan jauh dari polusi, daerah pegunungan menjadi pilihan bagi mereka.
Semakin bertambahnya permintaan konsumen akan mendorong para pengusaha di
bidang pariwisata khususnya Agrowisata Kebun Teh Pagilaran untuk ikut bersaing
menawarkan kelebihan-kelebihannya. Banyak faktor yang perlu diperhatikan untuk
mempengaruhi konsumen salah satunya kualitas pelayanan Agrowisata Kebun Teh
Pagilaran itu sendiri yang dapat diberikan oleh perusahaan, sehingga konsumen
merasa terpuaskan. Agrowisata Kebun Teh Pagilaran yang merupakan salah satu
pariwisata alam di Jawa Tengah yang sudah terkenal sampai ke luar kota. Ini
terbukti dengan banyaknya pengunjung dari luar daerah kota Batang seperti
misalnya: Salatiga, Semarang, Jakarta, dan Cirebon, yang datang untuk
menghabiskan waktu bersama keluarga di daerah wisata tersebut.
Oleh karena itu
Agrowisata Kebun Teh Pagilaran harus selalu memperhatikan kebutuhan dan
kepuasan para konsumen dengan memberikan
pelayanan yang terbaik agar para konsumen merasa puas dan dapat
merekomendasikannya kepada orang lain. Agrowisata Kebun Teh Pagilaran merupakan
tempat pariwisata yang sering dikunjungi oleh wisatawan dari dalam kota Batang
maupun luar kota Batang. Agrowisata Kebun Teh Pagilaran ini kerap kali penuh
pada hari-hari tertentu bagi pengunjung yang ingin berlibur atau yang ingin
melakukan kunjungan ilmiah.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya,
permasalahan yang dihadapi oleh Agrowisata Kebun Teh Pagilaran adalah jumlah
tamu menginap yang mengalami fluktuasi selama tahun 2008. Hal ini dimungkinkan
terjadi karena kurang lengkapnya fasilitas yang ditawarkan oleh villa
Agrowisata Kebun Teh Pagilaran, receptionist kurang cepat dalam melayani tamu,
karyawan dan staf kurang ramah dalam melayani pelanggan, dimana sebab-sebab
tersebut kemungkinan merupakan faktor kualitas pelayanan Agrowisata Kebun Teh
Pagilaran.
Merujuk pada pendahuluan, dapat ditarik beberapa pertanyaan
penelitian, antara lain :
1. Bagaimana pengaruh
tangible terhadap kepuasan konsumen?
2. Bagaimana pengaruh
reliability terhadap kepuasan konsumen?
3. Bagaimana pengaruh
responsiveness terhadap kepuasan konsumen?
4. Bagaimana pengaruh
assurance terhadap kepuasan konsumen?
5. Bagaimana pengaruh
empathy terhadap kepuasan konsumen?
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari
penelitian
ini adalah :
1. Untuk menganalisis
pengaruh variabel tangible terhadap kepuasan konsumen.
2. Untuk menganalisis
pengaruh variabel reliability terhadap
kepuasan konsumen.
3. Untuk menganalisis
pengaruh variabel responsiveness
terhadap kepuasan konsumen.
4. Untuk menganalisis pengaruh variabel assurance terhadap kepuasan konsumen.
5. Untuk menganalisis
pengaruh variabel empathy terhadap kepuasan konsumen.
METODE PENELITIAN
Variabel dependen
Variabel dependen
adalah variabel yang menjadi pusat perhatian utama peneliti. Hakekat sebuah
masalah mudah terlihat dnegan mengenali berbagai variabel dependen yang
digunakan dalam sebuah model. Variabilitas dari atau atas faktor inilah yang
berusaha untuk dijelaskan oleh seorang peneliti (Ferdinand, 2006:26). Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah : kepuasan konsumen ( Y )
Variabel Independen
Variabel independen
yang dilambangkan dengan (X) adalah variabel yang mempengaruhi variabel
dependen, baik yang pengaruhnya positif
maupun yang pengaruhnya negatif (Ferdinand, 2006:26). Variabel independen dalam
penelitian ini adalah :
- Tangible (X1)
- Reliability
( X2)
- Responsiveness ( X3)
- Assurance (X4)
- Emphaty (X5)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perusahaan Perkebunan Perindustrian dan Perdagangan
Pagilaran dulunya adalah suatu perkebunan yang dikelola oleh E. Blink seorang warga Belanda. Pada tahun
1840 E. Blink membuka hutan budidaya tanaman kina dan kopi. Karena tidak
memberikan hasil yang memuaskan, maka pada tahun 1899 tanaman kina dan kopi
diganti dengan tanaman teh dan ternyata tanaman teh ini memberikan hasil yang cukup
baik. Dalam perkembangannya hak milik perusahaan diganti dengan maskapai
Belanda yang berpusat di Semarang. Perkebunan teh ini mengalami perkembangan
yang cukup pesat. Tanah atau areal perkebunan bertambah luas yaitu dengan cara
melelang tanah-tanah desa disekitas perkebunan.
Pada tahun 1920, Belanda mengalami kebangkrutan karena pabrik pengolahan
terbakar. Kemudian pada tahun 1922 pabrik dibeli oleh pemerintah Inggris dan
bergabung dengan P&T Lands (Pamanukan dan Tjlasem Lands). Pada tahun 1942,
Indonesia dikuasai oleh Pemerintah Jepang, akibatnya tanaman teh 52 yang ada di
perkebunan Pagilaran diganti dengan tanaman jagung. Pergantian tanaman ini
digunakan untuk cadangan makanan tentara Jepang dalam Perang Dunia II. Pada tahun 1945, Jepang meninggalkan
Indonesia, akhirnya pabrik ini dibakar. Hal ini dalam rangka strategi perang.
Pada tahun 1947, perkebunan dikuasai oleh tentara Republik Indonesia dan pada
tahun 1947 pabrik dibakar.
Tahun 1948, perkebunan dikelola oleh Pemerintah Inggris dan
dibangun kembali dengan alat lama. Pada tanggal 23 Mei 1964, perkebunan
diserahkan pada Pemerintah RI karena Hak Guna Usahanya sudah habis. Dari Pemerintah RI, perkebunan diserahkan
pada Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada sebagai tempat penelitian
sekaligus sebagai perusahaan dan diberi nama Perusahaan Negara Pagilaran. Pada
tanggal 1 Januari 1973, status Perusahaan Negara diubah menjadi PT Perkebunan
Perindustrian dan Perdagangan Pagilaran. Pada tanggal 5 Mei 1977, perusahaan
ini mendapat tambahan areal Segayung Utara menjadi bagian dari kebun Pagilaran
dengan Surat Keputusan dengan No. 14/HGU/DA/77. Berdasarkan studi kelayakan
yang dilakukan oleh Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, diketahui
adanya potensi lahan di daerah dataran tinggi Dieng, yang memenuhi persyaratan
tumbuh bagi tanaman teh. Dalam hal ini, PT Pagilaran mendapat tugas dari
Pemerintah melalui Menteri Pertanian dengan SK No. KB 340/97/Mentan untuk
menjadi pelaksana pengembangan pertanaman the dan kelanjutannya dibentuklah PIR
(Perusahaan Inti Rakyat) dengan PT Pagilaran sebagai perusahaan intinya.
Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil analisis regresi linier berganda yang
telah dilakukan pada penelitian ini, didapat persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 0,271 X1 + 0,197 X2 + 0,201 X3
+ 0,316 X4 + 0,165 X5 Dari
persamaan regresi tersebut dapat diketahui bahwa koefisien dari persamaan
regresi adalah positif. Maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil analisis
diperoleh bahwa variabel bukti fisik (X1) memiliki koefisien regresi sebesar
0,271 (bertanda positif) terhadap kepuasan konsumen (Y) dan nilai thitung sebesar 3,430 dengan tingkat signifikansi
0,001 (< 0.05). Hal ini berarti bahwa bukti fisik (X1) berpengaruh positif terhadap kepuasan konsumen (Y). Dengan demikian
Hipotesis 1 yang menyatakan bahwa bukti fisik (X1) berpengaruh positif terhadap
kepuasan konsumen (Y) dapat diterima.
2. Hasil analisis
diperoleh bahwa variabel kehandalan (X2)
memiliki koefisien regresi sebesar 0,197 (bertanda positif) terhadap kepuasan
konsumen (Y) dan nilai thitung sebesar
2,318 dengan tingkat signifikansi 0,023 (< 0.05). Hal ini berarti bahwa
kehandalan (X2) berpengaruh positif terhadap kepuasan 95 konsumen (Y). Dengan
demikian Hipotesis 2 yang menyatakan bahwa kehandalan (X2) berpengaruh positif
terhadap kepuasan konsumen (Y) dapat diterima.
3. Hasil analisis
diperoleh bahwa variabel daya tanggap (X3) memiliki koefisien regresi sebesar
0,201 (bertanda positif) terhadap
kepuasan konsumen (Y) dan nilai thitung sebesar 2,688 dengan tingkat
signifikansi 0,008 (< 0.05). Hal ini berarti bahwa daya tanggap (X3)
berpengaruh positif terhadap kepuasan konsumen (Y). Dengan demikian Hipotesis 3
yang menyatakan bahwa daya tanggap (X3) berpengaruh positif terhadap kepuasan
konsumen (Y) dapat diterima.
4. Hasil analisis
diperoleh bahwa variabel jaminan (X4) memiliki koefisien regresi sebesar 0,316
(bertanda positif) terhadap kepuasan konsumen (Y) dan nilai thitung sebesar 3,959 dengan tingkat signifikansi
0,000 (< 0.05). Hal ini berarti bahwa jaminan (X4) berpengaruh positif
terhadap kepuasan konsumen (Y). Dengan demikian Hipotesis 4 yang menyatakan
bahwa jaminan (X4) berpengaruh positif terhadap kepuasan konsumen (Y) dapat
diterima.
5. Hasil analisis
diperoleh bahwa variabel kepedulian (X5)
memiliki koefisien regresi sebesar 0,165 (bertanda positif) terhadap kepuasan
konsumen (Y) dan nilai thitung sebesar
2,095 dengan tingkat signifikansi 0,039 (< 0.05). Hal ini berarti bahwa
kepedulian (X5) berpengaruh positif terhadap kepuasan konsumen (Y). Dengan
demikian Hipotesis 5 yang menyatakan bahwa kepedulian (X5) berpengaruh positif terhadap
kepuasan konsumen (Y) dapat diterima.
6. Nilai Adjusted R
square diperoleh sebesar 0,517. Hal ini berarti bahwa 51,7% kepuasan konsumen
(Y) dapat dijelaskan oleh variabel bukti fisik (X1), kehandalan (X2), daya
tanggap (X3), jaminan (X4), dan kepedulian (X5). Sedangkan 48,3% dapat
dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar